Jurnal / The Use of STIFIn Test and Talents Mapping as an Effort to Find Potential Children in Sekolah Slam Al Izzah
Sekolah Alam Ailzzah Krian Sidoarjo merupakan sekolah modern yang berbasis alam dengan memadukan antara intelektual dan islam secara proporsional dengan menerapkan sistem full day school. Dalam kegiatan belajar mengajar, sekolah ini menerapkan kurikulum terpadu dan dikemas melalui kegiatan studi lapangan dan pembelajaran alam bersama (BBA). Kedua kegiatan tersebut merupakan hasil perpaduan antara pembelajaran terpadu, pembelajaran menyenangkan, dan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran tersebut juga didukung oleh kemauan dosen yang terdidik dan kompeten, metode pengajaran yang bervariasi, interaksi dan menyenangkan. Sekolah ini selalu berupaya untuk mengembangkan mutu pembelajaran. Salah satunya adalah dengan menerapkan tes STIFin dan tes pemetaan bakat untuk menggali potensi siswa. Tes STIFin merupakan tes yang dilakukan dengan cara memindai sepuluh sidik jari siswa. Sidik jari tersebut membawa informasi tentang susunan struktur syaraf yang kemudian dianalisis dan dihubungkan dengan hemisfer tertentu yang berperan dominan sebagai sistem operasi dan juga sebagai mesin kecerdasan. STIFIn membagi kecerdasan menjadi lima bagian, yaitu: 1. Sensing dikenal dengan kecerdasan sensori, 2. Thinking dikenal dengan kecerdasan logika, 3. Intuiting dikenal dengan indra keenam, 4. Feeling dikenal dengan indra emosional, dan 5. Insting dikenal dengan indra ketujuh. Selain itu, sekolah juga menggunakan talent mapping yang diterapkan pada jenjang SMP. Talent mapping merupakan salah satu cara untuk menilai dan menggali bakat (karakteristik produktif) dan potensi kelebihan kita dengan tampilan hasil yang lengkap, mudah dipahami, dan menarik. Dengan menggunakan kedua tes untuk menggali kecerdasan dan bakat tersebut diharapkan siswa dapat menemukan bakatnya, siswa lebih bahagia dengan dirinya sendiri, dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang akademik maupun soft skills.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji tingkat kecemasan berbicara di depan umum di kalangan mahasiswa berdasarkan perbedaan pembagian kecerdasan manusia mesin: STIFIn (Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, dan Insting). Penelitian ini melibatkan 51 mahasiswa Manajemen yang mengambil mata kuliah Bahasa Inggris Khusus pada kredit semester mereka. Penelitian ini menggunakan studi kasus yang bersifat kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan pendekatan semi-terstruktur. Data yang terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan dua metode: perhitungan statistik untuk data kuantitatif yang terkait dengan hasil pengisian 17 kuesioner Public Speaking Anxiety Scale (FLAS) oleh mahasiswa mengenai tingkat kecemasan mereka saat melakukan berbicara di depan umum dan analisis konstruktif untuk data kualitatif yang terkait dengan hasil perbandingan respons responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa dengan kepribadian Insting memiliki rata-rata kecemasan berbicara di depan umum yang lebih tinggi: 51,60. Mahasiswa yang Sensing memiliki tingkat kecemasan rata-rata 49,25, sedangkan mahasiswa yang Thinking memiliki tingkat kecemasan 47,50. Sebagai perbandingan, siswa Intuiting memiliki tingkat kecemasan rata-rata 48,66, sedangkan siswa Feeling memiliki tingkat kecemasan rata-rata 50,17. Pertimbangkan implikasinya, beberapa saran dibahas untuk mengatasi tantangan tersebut.