Abstrak

Penelitian ini digunakan untuk mendukung pengembangan model kepemimpinan situasional yang sudah dikenal baik oleh akademisi maupun praktisi di bidang manajemen sumber daya manusia. Namun dalam penerapannya, model kepemimpinan ini sering kali menemukan kendala yang secara alamiah dimiliki, terutama dalam pola komunikasi, baik oleh atasan maupun bawahan akibat kurangnya pemahaman satu sama lain. Hal inilah yang dalam penelitian ini disempurnakan dengan mengubahnya menjadi suatu pemahaman bersama melalui proses pengujian biometrik yang menghasilkan suatu bentuk kecerdasan yang dimiliki secara genetik dan sekaligus menjadi kepribadian seseorang. Dengan menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam terhadap 11 kepala sekolah dan 41 guru dari 11 sekolah, dihasilkan lima jenis model kepemimpinan situasional berdasarkan kecerdasan genetik atasan dan bawahan